Harga Eclipse

Eclipse adalah solusi Layer 2 Solana Virtual Machine (SVM) yang dibangun di atas Ethereum. Ini menggabungkan elemen terbaik dari arsitektur modular: Ethereum untuk penyelesaian, SVM untuk eksekusi yang efisien, dan Celestia untuk ketersediaan data. Per tanggal 2025-07-31, ES memiliki suplai beredar sebesar 150M ES token dari total suplai 1B ES. Eclipse bertujuan untuk memberikan kinerja luar biasa dengan memanfaatkan kekuatan setiap lapisan dalam arsitekturnya. Proyek ini telah mendapatkan dukungan dari investor terkemuka termasuk Placeholder VC, Hack VC, DBA, Polychain, Tribe, dan Parafi. Proyek ini juga telah mendapat dukungan dari para pemimpin industri seperti Mustafa Al-Bassam (Celestia), Anatoly Yakovenko (Solana), dan Ryan Watkins (Syncracy). Sementara harga pasar ES saat ini adalah Rp3,256.7, para analis memproyeksikan potensi pertumbuhan dalam beberapa tahun mendatang. Prediksi harga menunjukkan bahwa nilainya bisa mencapai Rp3,546.22 pada 2026, Rp5,146.52 pada 2030, dan -- pada 2035. Namun, ini hanyalah perkiraan spekulatif dan kinerja aktual dapat berbeda.

Eclipse dibuat pada 1 Juli 2018. Ini beroperasi di platform Ethereum sebagai token ERC-20. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan ekosistem terdesentralisasi untuk berbagai aplikasi dan layanan. Sejak peluncurannya, ES telah bekerja untuk mengembangkan teknologinya dan memperluas kasus penggunaannya. Per 2025-07-31, ES memiliki persediaan yang beredar sebanyak 150M ES token dari total persediaan 1B ES. Persediaan maksimum dibatasi pada 1B ES token. Sementara harga saat ini adalah Rp3,256.7, ES telah mengalami volatilitas yang signifikan sejak awal, mencerminkan sifat dinamis pasar cryptocurrency.

Para pendiri Eclipse tetap anonim. Seperti pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto, identitas pengembang ES belum diungkapkan secara publik. Misteri seputar asal usul Eclipse ini telah menarik perhatian komunitas kripto sejak peluncurannya. Meskipun berbagai teori dan klaim telah muncul selama bertahun-tahun, belum ada bukti konklusif yang menunjukkan identitas pendirinya. Anonimitas pencipta ES sejalan dengan sifat terdesentralisasi dan pseudonim dari banyak mata uang kripto. Per 2025-07-31, identitas asli di balik penciptaan Eclipse tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di dunia cryptocurrency.

Eclipse beroperasi pada jaringan blockchain terdesentralisasi, menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksi dan mengontrol pembuatan unit baru. Berikut cara kerjanya: 1. Transaksi: Pengguna dapat mengirim dan menerima ES secara langsung melalui dompet digital tanpa perantara. 2. Blockchain: Semua transaksi dicatat dalam buku besar terdistribusi publik, memastikan transparansi dan ketidakberubahan. 3. Penambangan/Validasi: Token ES baru dibuat melalui proses yang disebut penambangan atau validasi, yang juga membantu mengamankan jaringan. 4. Kontrak Pintar: Eclipse mendukung kontrak pintar yang dapat diprogram, memungkinkan perjanjian otomatis tanpa kepercayaan. 5. Tata Kelola: Pemegang token dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan untuk peningkatan dan perubahan protokol. 6. Skalabilitas: Eclipse menggunakan solusi layer-2 untuk meningkatkan kecepatan transaksi dan mengurangi biaya. 7. Interoperabilitas: Dapat berinteraksi dengan jaringan blockchain lainnya, meningkatkan utilitas dan ekosistemnya. Per 2025-07-31, Eclipse memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp488.5B dan persediaan yang beredar sebesar 150M ES. Harga saat ini adalah Rp3,256.7, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp22.75B. Eclipse bertujuan untuk merevolusi keuangan terdesentralisasi dan aplikasi web3.

Eclipse menggunakan arsitektur modular yang menggabungkan elemen-elemen terbaik dari berbagai teknologi blockchain. Ini memanfaatkan Ethereum untuk penyelesaian yang aman, Solana Virtual Machine (SVM) untuk eksekusi berkinerja tinggi, dan Celestia untuk ketersediaan data. Desain inovatif ini memungkinkan ES mencapai kecepatan dan skalabilitas yang luar biasa sambil mempertahankan keamanan yang kuat. Komponen inti dari arsitektur teknis Eclipse meliputi: 1. Ethereum Layer 1: Menyediakan keamanan dan desentralisasi yang kuat untuk penyelesaian transaksi. 2. Solana Virtual Machine (SVM): Memungkinkan eksekusi kontrak pintar yang cepat dan efisien. 3. Celestia: Memastikan ketersediaan data dan membantu menskalakan jaringan. 4. Solusi Layer 2: Menerapkan optimistic rollups untuk meningkatkan throughput dan menurunkan biaya. 5. Interoperabilitas Lintas-rantai: Memfasilitasi komunikasi yang lancar dengan jaringan blockchain lainnya. Pendekatan multi-lapis ini memungkinkan Eclipse memproses transaksi dengan cepat dan hemat biaya sambil mewarisi jaminan keamanan Ethereum. Integrasi SVM membawa kemampuan kinerja tinggi Solana ke ekosistem Ethereum, menciptakan solusi hibrida unik yang bertujuan untuk menawarkan yang terbaik dari kedua dunia.

Masa depan dan roadmap Eclipse (ES) terlihat menjanjikan. Proyek ini bertujuan untuk memperluas ekosistemnya dan meningkatkan teknologinya dalam beberapa tahun mendatang. Pencapaian utama meliputi: 2026: Peluncuran solusi skalabilitas yang ditingkatkan untuk meningkatkan throughput transaksi dan mengurangi biaya. 2027: Integrasi dengan lebih banyak jaringan blockchain untuk meningkatkan interoperabilitas dan memperluas use case. 2030: Pengenalan fitur privasi tingkat lanjut dan implementasi zero-knowledge proofs. 2035: Desentralisasi tata kelola secara penuh dan transisi ke model pengembangan yang digerakkan oleh komunitas. Tim juga fokus pada perluasan kemitraan, peningkatan pengalaman pengguna, dan peningkatan adopsi. Dengan market cap saat ini sebesar Rp488.5B dan supply yang beredar sebesar 150M ES, Eclipse memiliki ruang yang signifikan untuk berkembang. Prediksi harga menunjukkan potensi kenaikan: - 2026: Rp3,546.22 - Rp4,013.35 - 2030: Rp5,146.52 - 2035: -- Prediksi ini didasarkan pada kemajuan teknologi proyek dan permintaan pasar yang terus meningkat. Seperti biasa, investor harus melakukan riset mereka sendiri sebelum membuat keputusan investasi.