Baru-baru ini, sebuah insiden yang melibatkan hewan peliharaan media sosial terkenal menarik perhatian luas di negara bagian New York. Insiden ini dimulai ketika Departemen Perlindungan Lingkungan New York (DEC) menerima keluhan anonim dan melakukan pemeriksaan mendadak selama 5 jam di kediaman warga Mark Luongo. Dalam proses tersebut, tupai populer "P'Nut" dan temannya, rakun Fred, dibawa oleh pihak berwenang.



Yang mengejutkan, DEC kemudian melakukan euthanasia terhadap kedua hewan tersebut dengan alasan 'deteksi rabies'. Pihak berwenang mengklaim bahwa selama proses penegakan hukum, "P'Nut" sempat menggigit sarung tangan pelindung salah satu petugas, sehingga langkah ekstrem tersebut harus diambil. Namun, hasil pemeriksaan selanjutnya menunjukkan bahwa kedua hewan tersebut tidak terinfeksi virus rabies, hasil ini semakin memicu keraguan publik tentang kebutuhan tindakan ini.

Lebih mengkhawatirkan lagi, pemerintah negara bagian setelah mengetahui hasil tes, tidak meminta maaf kepada pemilik hewan, dan juga tidak mengembalikan jasad hewan peliharaan. Menurut dokumen hukum, kematian "P'Nut" dan Fred tampaknya bukan karena kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat, melainkan lebih seperti 'tindakan kekerasan yang tidak berarti' dan 'contoh mengejutkan dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah'.

Kejadian ini telah memicu sengketa hukum yang serius. Pada 27 Juni tahun ini, Luongo dan pasangannya Bittner mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi County Chemung, New York, terhadap Kota Elmira dan 36 pejabat di tingkat negara bagian dan kota. Mereka meminta untuk diadili oleh juri dan menuntut ganti rugi dengan jumlah yang tidak ditentukan. Pasangan ini menyatakan bahwa setelah kehilangan hewan peliharaan bintang mereka, mereka mengalami trauma mental yang besar dan kerugian ekonomi. Perlu dicatat bahwa "P'Nut" pernah memiliki banyak penggemar di berbagai platform sosial, dan pengaruhnya bahkan meluas ke beberapa platform konten dewasa.

Peristiwa ini tidak hanya melibatkan masalah hak hewan, tetapi juga memicu pemikiran publik tentang batas kekuasaan pemerintah. Ini mengingatkan kita bahwa dalam menangani urusan yang melibatkan kepentingan publik, lembaga pemerintah harus lebih berhati-hati, memastikan bahwa tindakan mereka sah dan masuk akal. Pada saat yang sama, peristiwa ini juga menyoroti munculnya ekonomi selebriti hewan peliharaan di era media sosial, serta berbagai masalah sosial yang mungkin timbul akibatnya. Bagaimanapun, kami berharap kontroversi ini dapat diselesaikan secara adil dan memberikan referensi yang berguna untuk penanganan situasi serupa di masa depan.
FRED-0.25%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • 5
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
OnchainSnipervip
· 08-12 18:29
Kekuasaan di atas segalanya, mengabaikan nyawa manusia.
Lihat AsliBalas0
WalletAnxietyPatientvip
· 08-12 02:51
Sangat menakutkan betapa buruknya pemerintah.
Lihat AsliBalas0
CommunityLurkervip
· 08-12 02:39
Tidak berhak mengatur ini.
Lihat AsliBalas0
RugResistantvip
· 08-12 02:36
Pemerintah lagi-lagi melakukan kebodohan
Lihat AsliBalas0
MercilessHalalvip
· 08-12 02:30
Biarkan mereka mengembalikan hewan itu!
Lihat AsliBalas0
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)