Tether meluncurkan token emas XAU₮, memasuki pasar Thailand

Pada 13 Mei 2025, penerbit stablecoin terbesar di dunia, USDT, mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan token emas (XAU₮) di salah satu bursa aset digital di Thailand. Diketahui bahwa 1 XAU₮ setara dengan 1 ons emas di dunia nyata.

Sebelumnya, pada 10 Maret 2025, SEC Thailand mengumumkan USDT sebagai mata uang kripto yang diakui, dan Wakil Perdana Menteri Thailand juga menyatakan niat untuk memanfaatkan mata uang kripto dan teknologi blockchain untuk mendorong pengembangan industri pariwisata lokal.

Pada 7 Desember 2023, perusahaan tersebut mengumumkan kerjasama dengan salah satu bursa koin kripto terbesar di Thailand untuk meluncurkan proyek pendidikan tentang stablecoin dan pengetahuan blockchain di Thailand. Kedua belah pihak akan meningkatkan pemahaman pengguna digital finansial di Thailand melalui penyelenggaraan kursus pendidikan, kampanye literasi, program pembelajaran berbasis insentif, dan acara tanya jawab. Perlu dicatat bahwa USDT juga merupakan stablecoin yang paling banyak diperdagangkan oleh pengguna Thailand dan di bursa tersebut.

Menurut laporan keuangan kuartal pertama 2025 yang terbaru, hingga 31 Maret, nilai pasar stablecoin yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut adalah sekitar 143,7 miliar dolar AS, dengan kepemilikan obligasi pemerintah AS sebesar sekitar 120 miliar dolar AS, pasokan USDT baru pada kuartal pertama sekitar 7 miliar dolar AS, dan tambahan 46 juta dompet pengguna.

Meskipun sudah menjadi pemimpin pasar stablecoin, perusahaan tersebut tetap terus merangkul regulasi dalam beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan lebih banyak dukungan regulasi dan pangsa pasar. Pada 13 Januari tahun ini, setelah memperoleh lisensi penyedia layanan aset digital (DASP) yang dikeluarkan oleh El Salvador, perusahaan tersebut mengumumkan akan memindahkan kantor pusat dan entitas terkait dari Kepulauan Virgin Britania Raya (BVI) ke negara kepulauan El Salvador di Amerika Tengah, CEO dan COO perusahaan juga membeli properti di daerah tersebut dan memperoleh status sebagai penduduk lokal.

Thailand, sebagai salah satu ekonomi paling aktif di Asia Tenggara, adalah tujuan wisata yang terkenal di dunia, dengan karakteristik ekonomi yang berorientasi pada ekspor, serta arus lalu lintas dana dan orang yang sering terjadi. Di bawah pengaruh berbagai faktor, kebijakan pemerintah Thailand terhadap aset digital juga cukup ramah, menarik banyak raksasa industri dan perusahaan rintisan untuk memilih menjalankan bisnis aset kripto di Thailand. Dalam peringkat indeks adopsi cryptocurrency global yang diumumkan oleh suatu lembaga pada tahun 2024, Thailand menempati peringkat ke-16.

Penjelasan Kebijakan Regulasi Aset Digital Thailand

Sikap Regulasi Thailand Terhadap Aset Digital

Sikap regulasi Thailand terhadap aset kripto telah mengalami perubahan dari sikap hati-hati menjadi dukungan yang lebih aktif, evolusi ini terkait erat dengan tren perkembangan ekonomi digital global dan penyesuaian strategi ekonomi domestik Thailand.

Pada tanggal 14 Mei 2018, Thailand mengeluarkan "Peraturan Bisnis Aset Digital" yang membagi aset digital menjadi dua kategori besar: cryptocurrency dan token digital. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa cryptocurrency berfungsi sebagai media pertukaran, sedangkan token digital berfungsi sebagai representasi hak. Sementara itu, peraturan ini terutama mengatur aset digital dari dua dimensi besar: pertama, penerbitan token digital, kedua, pelaksanaan bisnis aset digital, termasuk bursa, pembuat pasar, penyedia layanan, pengelola dana, penasihat investasi, serta penyedia layanan dompet kustodian.

Regulasi Penerbitan Token di Thailand

1. Penerbitan token yang teratur:

Token investasi, token utilitas yang siap untuk diluncurkan di bursa, koin kripto.

Berdasarkan sumber pendapatan yang berbeda, Otoritas Sekuritas Thailand membagi kategori token digital menjadi token digital properti, token digital infrastruktur, token digital yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan, dan token utang. Pada tahun 2022, perusahaan real estat SC Asset mengumpulkan sekitar 300 juta baht (sekitar 8 juta dolar AS) melalui STO, menjadi kasus pertama yang disetujui.

Investor yang ingin menerbitkan Token yang diatur harus memenuhi syarat berikut:

• Mendapatkan izin dari OJK Thailand;
• Mengajukan permohonan pendaftaran untuk penerbitan token digital kepada Otoritas Sekuritas Thailand, dan menyerahkan prospektus penerbitan token.
• Memenuhi syarat kualifikasi yang memenuhi persyaratan regulasi.

2. Penerbitan Token yang dibebaskan dari regulasi:

Token digital yang diterbitkan oleh Bank Sentral Thailand (BOT), token utilitas berbasis konsumsi, penerbitan terbatas (limited offering) yang memenuhi syarat tertentu.

Token utilitas berbasis konsumsi:

• Penerbit menerbitkan Token berdasarkan tujuan konsumsi atau sebagai sertifikat digital;
• Token utilitas yang tidak berdasarkan tujuan konsumsi atau sebagai sertifikat digital, tetapi terbatas pada penggunaan dalam sistem buku besar terdistribusi tertentu, seperti token yang digunakan di dalam keuangan terpusat (CeFi) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi), serta token yang digunakan di bursa perdagangan digital berlisensi sebagai diskon atau subsidi lainnya, dan token yang mewakili hak suara.

Penerbitan terbatas yang memenuhi persyaratan pengungkapan informasi investor oleh SEC dan memenuhi salah satu dari syarat tertentu berikut:

• Diterbitkan untuk investor institusi atau klien dengan kekayaan bersih yang sangat tinggi;
• Ditujukan kepada investor tertentu yang memiliki hubungan khusus dengan penerbit, periode penerbitan tidak boleh melebihi 12 bulan, dan jumlah investor tertentu yang dituju tidak boleh lebih dari 50 orang;
• Siklus penerbitan tidak lebih dari 12 bulan, dan total nilai penerbitan tidak melebihi 20 juta Baht.

Regulasi Thailand terhadap bursa aset digital

Kawasan bursa aset digital yang diatur: pusat atau jaringan yang menyediakan layanan pembelian, penjualan, dan pencocokan transaksi aset digital.

Syarat yang harus dipenuhi oleh bursa aset digital:

1. Entitas terdaftar di Thailand dan mendapatkan lisensi yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Thailand;
2. Bursa tidak boleh melakukan bisnis perdagangan aset digital;
3. Modal yang disetor tidak kurang dari 100 juta baht Thailand;
4. Mempertahankan tingkat aset bersih yang memenuhi persyaratan regulasi;
5. Mematuhi persyaratan regulasi mengenai pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme;
6. Memenuhi kewajiban KYC, CDD, dan melaporkan transaksi yang mencurigakan secara tepat waktu.

Saran untuk Mengembangkan Bisnis Aset Digital di Thailand

1. Untuk melakukan kegiatan penerbitan Token di Thailand, harus melalui entitas perusahaan yang terdaftar di Thailand, dan mengevaluasi apakah perlu memperoleh izin dari Otoritas Sekuritas Thailand berdasarkan karakteristik Token.
2. Manajemen perusahaan, seperti dewan direksi, direktur eksekutif, dan manajer lainnya tidak boleh memiliki catatan kebangkrutan atau kasus pidana;
3. Perusahaan setidaknya harus memiliki rencana bisnis yang dapat diandalkan dan laporan keuangan yang diaudit;
4. Perusahaan harus memperhatikan untuk mengungkapkan data operasional dan keuangan perusahaan tepat waktu sesuai dengan persyaratan SEC.

Secara keseluruhan, Thailand memiliki sikap yang relatif terbuka terhadap regulasi aset digital, tetapi pada saat yang sama juga telah menetapkan kerangka regulasi yang ketat untuk memastikan perkembangan pasar yang sehat dan perlindungan hak investor. Bagi perusahaan yang bermaksud menjalankan bisnis aset digital di Thailand, sangat penting untuk memahami kebijakan regulasi setempat dengan mendalam dan mematuhi persyaratan kepatuhan secara ketat.